PENELITI BRIN, Badan Riset dan Inovasi Nasional, merupakan orang-orang pilihan yang berstatus sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara). Gaji dan biaya penelitian mereka dibebankan pada APBN, sehingga pendapat dan pemikiran mereka seharusnya tidak partisan. Namun, dalam kasus tertentu, muncul pertanyaan mengenai kredibilitas peneliti BRIN, terutama dalam hal penilaian terhadap calon presiden.
Salah satu contoh yang menjadi sorotan adalah pernyataan Direktur Politik dan Hankam BRIN, Moch Nurhasim mengenai Ganjar Pranowo sebagai calon presiden ideal versi milenial kampus. Nurhasim menyampaikan bahwa Ganjar memiliki pengalaman yang dapat diandalkan untuk memimpin Indonesia di masa mendatang. Ia mencatat bahwa Ganjar telah menjabat sebagai anggota DPR, kemudian menjadi gubernur Jawa Tengah selama dua periode.
Pendapat Nurhasim ini seakan memberikan pembenaran terhadap kualitas dan kemampuan kepemimpinan Ganjar Pranowo. Namun, sebagai seorang peneliti BRIN yang seharusnya netral, pernyataannya yang mengagungkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden ideal dari PDI Perjuangan, sebuah partai politik tertentu, menimbulkan keraguan mengenai kredibilitasnya.
Dalam konteks ini, perlu dipertanyakan apakah peneliti BRIN, seperti Moch Nurhasim, memiliki kebebasan akademik dan independensi yang memadai untuk menyampaikan pendapat mereka secara objektif. Apakah dia dapat melampaui preferensi politik pribadi dan mempertimbangkan berbagai faktor secara holistik dalam melakukan analisis?
Dalam hal ini, pendapat Nurhasim tersebut, perlu dianalisis dengan cermat. Meskipun ia merupakan seorang peneliti BRIN, pendapatnya yang mengagungkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden ideal dari PDI Perjuangan menunjukkan adanya potensi bias politik. Oleh karena itu, sebagai konsumen informasi, kita perlu mempertimbangkan dengan hati-hati analisis yang disampaikan oleh peneliti BRIN tersebut dan memeriksa keabsahan dan kredibilitasnya sebelum menerima pendapatnya sebagai panduan dalam pembuatan keputusan politik atau pemilihan pemimpin (***)
Posting Komentar