Haruskah Capres 2024 Berkarakter Seperti Jokowi?



PEMILIHAN calon presiden (capres) di tahun 2024 telah menjadi fokus perhatian yang serius bagi kalangan milenial kampus di Indonesia. Dalam upaya untuk mewakili pandangan mereka, Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) telah melakukan survei terbaru yang menunjukkan Ganjar Pranowo sebagai capres ideal versi milenial kampus. Namun, pertanyaan muncul mengenai sejauh mana hasil survei ini mewakili pandangan segenap kaum milenial kampus, ataukah hanya mewakili sebagian dari mereka. Selain itu, ada yang menarik dari survei ini,yaitu dari rendahnya dukungan bagi Anies Baswedan, salah satu capres yang juga merupakan seorang praktisi pendidikan, di kalangan milenial kampus.


Survei LPI mengangkat berbagai indikator dalam menilai capres ideal, termasuk rekam jejak, integritas, kompetensi, skill, leadership, nasionalisme, dan keselarasan dengan leadership Presiden Jokowi. Hasil survei menunjukkan bahwa Ganjar Pranowo mencapai angka tertinggi dalam hampir semua indikator, mengungguli Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.


Namun, perlu kritis mengkaji sejauh mana representasi survei yang dilakukan pada 5 sampai 11 Juli 2023 ini mencerminkan pandangan seluruh kaum milenial kampus. Apakah responden survei telah dipilih dengan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip penelitian yang valid dan representatif? Metode pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling, di mana responden dipilih berdasarkan pengelompokan milenial dari setiap kampus di kota atau provinsi. Dalam hal ini, survei LPI berhasil mengumpulkan 700 responden.


Meskipun survei yang dikomandoi Boni Hargens ini dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip penelitian yang memadai, kejanggalan terlihat dari rendahnya dukungan bagi Anies Baswedan, terutama mengingat beliau adalah seorang praktisi pendidikan yang memiliki pengaruh di kalangan akademisi dan mahasiswa. Hal ini memicu pertanyaan apakah sampel yang diambil benar-benar mencerminkan seluruh spektrum pandangan dan preferensi kaum milenial kampus.


Selain itu, perlu diingat bahwa pandangan politik dan preferensi pemilih dapat sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk latar belakang pendidikan, lingkungan sosial, dan pengalaman pribadi. Dalam konteks ini, hasil survei LPI mungkin hanya mewakili sebagian dari pandangan kaum milenial kampus, dan tidak dapat dianggap sebagai gambaran yang menyeluruh.


Oleh karena itu, penting untuk melihat hasil survei ini hanya sebagai salah satu pandangan dalam keseluruhan spektrum pendapat yang ada di kalangan milenial kampus. Meskipun Ganjar Pranowo menerima dukungan yang signifikan, penting untuk memberikan ruang bagi suara-suara lainnya dan melibatkan kelompok-kelompok yang mungkin tidak tercakup dalam survei ini.


Dalam upaya menjaga demokrasi yang sehat, penting bagi pemimpin politik dan peneliti untuk menggali pandangan yang beragam dan memastikan bahwa metode pengambilan sampel yang tepat digunakan dalam penelitian semacam ini. Dengan demikian, dapat memperoleh pemahaman yang lebih holistik mengenai preferensi kaum milenial kampus dalam memilih calon presiden pada tahun 2024 (***)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama